December 11, 2009

Menaksir Kualitas Madu

0 comments


Madu yang berkualitas tinggi bisanya memiliki kekentalan yang sangat tinggi. Sehingga, Anda disarankan untuk membeli madu yang tidak encer. Selain itu, Anda pun tak boleh memilih madu yang berbuih.

Buih yang ada pada madu menunjukkan bahwa madu tersebut telah mengalami fermentasi, sehingga dipastikan kualitasnya sangat rendah.

Madu Meletup

Adanya anggapan di masyarakat bahwa madu yang diisi dalam botol dan meletup bila ditutup adalah anggapan yang salah.Menurut dia, madu yang meletup itu telah mengalami fermentasi, karena banyak mengandung gas karbondioksida C02.
Memakai Korek Api

Ada juga kepercayaan di masyarakat untuk mengukur madu berkualitas tinggi dengan cara memakai korek api,anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Bisa saja korek api yang dicelupkan ke dalam madu bisa cepat terbakar, karena madu tersebut telah mengandung alkohol.

Dikerubuti semut

Mengukur madu dengan semut pun tak bisa jadi jaminan. Madu yang rasanya sudah asam, tak akan didatangi semut.

Madu berasa Masam

Selain itu, untuk mendapatkan madu yang berkualitas tinggi, Anda perlu mencicipinya. Bila rasa madu tersebut sudah masam, maka kualitasnya sangat rendah. Selain telah mengalami fermentasi, madu tersebut juga telah menjadi asam cuka.

Standar Kualitas madu

Kualitas madu ditentukan kadar air, gula, serta hidroksimetilfulfurat (HMF).
Berdasarkan, Standar Nasional Indonesia (SNI) Madu No 01-2545 Tahun 1994. Berdasarkan standar itu, kadar air yang dikandung madu maksimal 22 % berat per berat. Itu pun masih terbilang sangat tinggi, karena standar FAO (organisasi pangan dan pertanian PBB) standarnya 20 %. Madu yang mengandung kadar air yang tinggi akan cepat rusak kualitasnya karena sangat mudah melakukan fermentasi.

Madu adalah satu bahan yang bersifat hidroskopik. Yakni, bahan yang sangat menyerap air. Jika madu dibiarkan terbuka, maka madu akan mengambil air dari udara. Sehingga, madu harus disimpan ditempat tertutup agar tidak cepat rusak. Madu yang berkualitas tinggi juga harus mengandung gula sukrosa yang tak terlalu tinggi. Kadar sukrosa pada madu berdasarkan standar SNI, tak boleh lebih dari 10 %. Kadar sukrosa pada madu terjadi akibat madu dipanen muda atau dimasak begitu dipanen. Hal itu, mengakibatkan enzim invertase yang ada pada madu mati. Padahal, enzim invertase ini yang berfungsi untuk mengubah gula rantai panjang menjadi monosacharida.

Tags :






Cari Artikel Kesehatan Disini


Artikel Terkait :



Leave a Reply

Silahkan Sobat memberi komentar, bisa nanya, saran, atau kritik.. agar kita bisa saling berbagi pengetahuan